Pengetahuan

Jenis Pekerjaan Konstruksi Jalan dengan Geotextile

Pembangunan jalan tentu saja banyak melibatkan berbagai kelompok di dalamnya. Beragam jenis pekerjaan konstruksi jalan tentu saja memiliki beberapa pertimbangan untuk melakukan...

Written by Ariko · 4 min read >
Jenis Pekerjaan Konstruksi Jalan dengan Geotextile

Pembangunan jalan tentu saja banyak melibatkan berbagai kelompok di dalamnya. Beragam jenis pekerjaan konstruksi jalan tentu saja memiliki beberapa pertimbangan untuk melakukan pembangunan. Salah satunya adalah jenis konstruksi yang akan digunakan.

Dalam dunia teknik sipil, pembangunan pekerjaan konstruksi jalan ini memiliki berbagai jenis yang bisa diterapkan. Apa saja jenisnya? Yuk simak ulasan berikut ini!    

Konten

Jenis Konstruksi Perkerasan Lentur atau Flexible Pavement

Jenis perkerasan jalan raya ini biasanya menggunakan material aspal sebagai bahan pengikatnya. Aspal adalah material semen yang berwarna hitam, memiliki tekstur padat atau setengah padat. Unsur pokok yang menonjol di dalam aspal disebut bitumen. Bitumen bisa terjadi secara alami atau bisa juga dihasilkan dari penyulingan minyak.

Dalam proses pengaplikasiannya, aspal dipanaskan terlebih dahulu sampai pada temperatur tertentu hingga aspal menjadi cair. Dalam keadaan cair, aspal bisa membungkus partikel agregat dan dapat masuk ke pori-pori lapisan jalan. 

Setelah terbungkus secara sempurna aspal akan bekerja sebagai pengikat. Saat temperaturnya sudah mulai turun, aspal akan menjadi keras lalu mengikat agregat di tempatnya.

Jenis konstruksi pekerjaan konstruksi perkerasan jalan raya ini bisa ditemukan dengan mudah di berbagai jalan di Indonesia. Jalan-jalan di perkotaan hingga jalan-jalan di pedesaan menggunakan jenis perkerasan ini. 

Umumnya, jenis aspal yang digunakan di Indonesia adalah jenis aspal dengan penetrasi 60/70 atau dengan penetrasi 80/100. Jenis ini lebih cocok dengan iklim di Indonesia. 

Sedangkan untuk jalan di daerah beriklim dingin dengan volume lalu lintas rendah, jenis aspal yang digunakan adalah aspal dengan penetrasi tinggi 100/110.

Jenis pekerjaan konstruksi pembangunan jalan raya dengan  aspal ini memiliki sifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke bagian tanah dasar. Jika menggunakan jenis perkerasan ini, maka akan muncul rutting atau alur bekas roda, saat terjadi pengulangan beban. 

Selain itu, pengaruh lainnya adalah terjadinya jalan yang bergelombang sebagai akibat penurunan tanah bagian dasar.

Baca juga: Perbaikan dan Perkuatan Tanah dengan Material Geotextile

Jenis Konstruksi Perkerasan Kaku atau Rigid Pavement

Jenis pekerjaan konstruksi perkerasan jalan raya selanjutnya adalah rigid pavement. Bahan pengikat yang digunakan dalam konstruksi ini adalah adalah semen portland atau PC. Di Indonesia, jalan raya dengan jenis konstruksi perkerasan kaku ini lebih populer dengan sebutan jalan beton. 

Pada konstruksi ini, lapisan atas adalah pelat beton yang diposisikan di atas tanah dasar atau pondasi. Adapun sifat lapisan utama yang berupa plat beton adalah memikul sebagian besar beban lalu lintas di atasnya. Jika terjadi pengulangan beban, maka akibatnya akan timbul retak-retak di permukaan jalan.

Perkerasan kaku ini sesungguhnya bisa dikelompokkan ke dalam 3 jenis yakni perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa menggunakan tulangan sebagai kendali retak. Kemudian, perkerasan beton semen biasa dengan sambungan memakai tulangan sebagai kendali retak, dan jenis perkerasan beton bertulang tanpa sambungan.

Konstruksi pekerjaan perkerasan jenis kaku atau jalan beton biasanya diterapkan untuk jalan dengan beban lalu lintas yang tinggi seperti pada jalan tol. Konstruksi jalan dengan perkerasan kaku ini memiliki kelebihan yakni lebih tahan lama dan biaya perbaikannya terbilang lebih rendah. 

Tetapi memang para pengguna jalan merasa lebih nyaman menggunakan jalan beraspal dibandingkan dengan jalan beton ini.

Pada jalan tol, beton yang digunakan adalah beton dengan kelas mutu P yang memiliki ketebalan kurang lebih 29 Cm. Pada proses perkerasan ini digunakan mesin sebagai alat bantu yakni mesin Wirtgen SP500 dan G&Z S600. 

Kedua mesin ini tergolong sebagai mesin yang canggih dan berfungsi untuk menghamparkan dan memadatkan beton pada permukaan jalan tol.

Mesin Wirtgen SP500 merupakan sebuah mesin buatan Jerman yang bergerak maju saat melakukan tugas perkerasan jalan. Mesin ini mampu mengerjakan beton sejauh 1 Km dalam kurun waktu kurang lebih 6 jam. 

Sedangkan G&Z S600  atau kependekan dari Guntert & Zimmerman, adalah mesin yang lebih baru jika dibandingkan dengan mesin Wirtgen SP500. Cara kerjanya tak jauh berbeda, hanya saja G&Z S600 memiliki jangkauan pengecoran yang lebih panjang. 

Mesin ini cocok dipakai untuk jalan yang mempunyai lebar lebih dari 6 meter. Mesin ini juga bisa mengatur ketebalan beton hingga maksimal setebal 457 mm.

Jenis Konstruksi Komposit atau Composite Pavement

Jenis konstruksi pekerjaan perkerasan jalan raya ini memadukan antara jenis konstruksi perkerasan kaku dan jenis konstruksi perkerasan lentur. Konstruksi perkerasan lentur diposisikan di atas konstruksi perkerasan kaku atau bisa juga sebaliknya.

Material dalam Pekerjaan Perkerasan Jalan

Geotextile untuk pekerjaan pembangunan jalan memiliki jenis yang menguntungkan. Geotextile ini memiliki dua kategori yaitu Woven Geotextile dan Non Woven Geotextile.

Msing-masing jenis dari geotextile ini memiliki berbagai karakteristik dan kelebihan tersendiri. Apa saja kelebihan dari material ini?

Woven Geotextile

Woven Geotextile merupakan sebuah material geosynthetics dengan bentuk anyaman yang terbuat dari bahan baku material polypropylene (PP) atau polyester (PET). Bahan ini dibuat dengan teknologi tinggi dan pengawasan mutu yang ketat sehingga menghasilkan produk geotextile yang bermutu dengan kuat tarik sangat tinggi.

Non Woven Geotextile

Geotetxtile ini merupakan lembaran yang terbuat dari bahan Polyester fibres dan ada juga dari polypropylene. Bahan ini diproses secara needle punch dengan teknologi yang tinggi dan pengawasan mutu yang ketat sehingga menghasilkan produk geotekstil yang bermutu.

Pengaplikasian Geotetextile dalam Pekerjaan Jalan

  1. Geotextile untuk mengendalikan retak reflektif

Fungsi geotextile dalam hal ini bisa digunakan untuk meminimumkan terjadinya retak reflektif pada pekerjaan lapis tambahan (overlay) dari campuran aspal, baik untuk pekerasan lama yang terdiri dari pekerasan beton maupun aspal.

Jenis pemanfaatan ini menjadi salah satu hal penting dalam pekerjaan konstruksi jalan. 

Tebal lapis tambahan biasanya bekisar antara 100-250 mm. Tingginya kadar air dalam lapi pondasi dari suatu pekerasan adalah sebab utama dari kegagalan dini dari pekerasan jalan. 

Pada umumnya, problem terbesar yang terkait dengan kadar air tanah-dasar dan lapis pondasi adalah masuknya air hujan lewat retakan di lapis permukaan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Geotextile Non Woven dan Kegunaannya Dalam Industri

Jika geotextile diletakkan di antara lapisan pekerasan lama dan lapis tambahan aspal (overlay), geotextile membantu menghambat berkembangnya retak reflektif dan memperbaiki umur layanan lapis tambahan. 

Geotextile menyerap track coat yang disemprotkan pada permukaan pekerasan lama, sehingga membentuk penghalang air secara permanen. Penghalang yang diciptakan oleh geotextile ini, melindungi tanah-dasar dari intrusi air dan kehilangan kekuatan.

Pengaruhnya, umur pekerasan menjadi lebih panjang, dan biaya pemeliharaan barkurang.

  1. Geotextile untuk jalan rel

Penurunan tak seragam atau penetrasi dari batuan ballast ke tanah dasar, dapat mengurangi, baik umur dari komponen jalan rel. Hal ini juga berperngaruh pada kenyamanan penumpang dan keamanan kereta. 

Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan geotextile yang dipasang di atas ballast. Jenis pekerjaan konstruksi jalan ini tentu saja sangat bermanfaat untuk memberikan akses transportasi rel kereta yang aman.

Fungsi geotextile dalam pembangunan jalan rel kereta api ini antara lain:

  1. Memberikan pemisah antara tanah-dasar dan sub-ballast, atau sub-ballast dan ballast, sehingga mencegah pemompaan butiran halus tanah.
  2. Memberikan tambahan kekuatan tanah-dasar.
  3.  Menyebarkan beban ke area yang lebih luas, sehingga mereduksi tegangan.
  4. Mereduksi regangan yang terjadi di dalam tanah, dan menjaga tanah-dasar terhadap retak akibat tarik.
  5. Memberikan tambahan fasilitas filtrasi, permeabilitas searah bidang geotextile.

Demikian tadi beberapa penjelasan tentang jenis konstruksi pekerjaan jalan yang menggunakan geotextile. Penggunaan yang tepat tentu akan membuat pekerjaan jalan menjadi lebih efisien. Semoga bermanfaat!